Sejarah Bank BCA Yang Jarang Diketahui Orang-Orang – Bank BCA merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia dan sudah terkenal sejak lama. Namun apakah kamu mengetahui sejarah tentang Bank BCA?. Banyak jutaan orang di dunia khususnya di Indonesia sertap perusahaan-perusahaan besar menggunakan PT Bank Central Asia atau BCA untuk menjalankan proses transaksi.
Salah satu perusaaan besar yang sudah bekerja sama dengan Bank Bca sejak lama ialah Situs Spadegaming Terbaik Dan Terpercaya. Pada awal berdirinya, Bank BCA sempat menjadi bagian dari Salim Group. Dalam perjalanannya Bank BCA kini sudah sepenuhnya menjadi milik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono yang juga pemilik berasal dari salah satu produsen rokok besar di Indonesia, PT Djarum.
Namun pada tahun 1955 NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai sejarah awal dari PT Bank Central Asia (BCA). BCA didirikan oleh Sudono Salim pada tanggal 21 Februari 1957 dan pertama kali mendirikan kantor pusatnya di Jakarta. Kemudian saat tanggal 1 Mei 1975, pebisnis Mochtar Riady bergabung di BCA. Ia memperbaiki proses kerja di bank berikut dan merapihkan arsip-arsip bank yang kala itu ruangannya menjadi sarang laba-laba.
Awal Mula Berdirinya PT Bank Central Asia
BCA melakukan merger bersama dua bank lain pada 1977. Salah satunya Bank Gemari yang dimiliki Yayasan Kesejahteraan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Kantor Bank Gemari pun dijadikan kantor cabang BCA. Merger itu membuat BCA mampu menjadi bank devisa.
Pada tahun 1990-an BCA mengembangkan alternatif jaringan fasilitas lewat ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine). Pada tahun 1991, BCA jadi memasang 100 unit ATM di berbagai daerah di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilaksanakan secara intensif. BCA bekerja sama bersama institusi terkemuka, pada lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon lewat Kartu ATM BCA.
Pada tahun 2002, FarIndo Investment Limited mengambil alih 51% total saham BCA lewat proses tender strategic private placement. Tahun 2004, BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik lewat penawaran terbatas dan tahun 2005, Pemerintah Republik Indonesia lewat PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa kepemilikan saham BCA sebesar 5,02%.
Dalam menjalankan kompetensi bisnisnya, BCA merancang bidang bisnis berdasarkan konsep Strategic Business Unit (SBU). Konsep ini memungkinkan bank untuk mampu lebih fokus pada tipe produk dan jasa yang ditawarkannya. BCA mengelompokkan aktivitas perbankan ke dalam tiga kelompok besar yaitu Bisnis Perbankan Konsumer, Bisnis Kredit, dan juga Bisnis Tresuri dan Internasional.
Komentar Terbaru