Nihiwatu Beach Surga Tersembunyi Yang Jarang Diketahui

 

Pantai Nihiwatu, memang jarang sekali yang terlintas di fikiran kita Namun siapa sangka, pantai itu berada di posisi ke-17 dari 100 pantai terbaik di dunia dan satu-satunya pantai di Indonesia yang terpilih menjadi pantai terbaik di Asia dan dunia.

Pantai ini memiliki jarang yang cukup jauh dari Makasar cukup panjang sbobet untuk dapat mencapai lokasi, Namun, semua itu sepadan dengan air lautnya yang jernih, pasir pantainya yang bersih,dan suasana sunset dan sunrise yang sangat indah

Nihiwatu berada di wilayah Sumba Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tidak sedikit juga orang yang berselancat di sana Mereka menjulukinya dengan God’s Left. Maka tidak heran jika pelancong yang datang banyak berasal dari luar negeri dan juga dalam negeri.

Tappi cukup disayangkan karena pantai ini cukup ramai termasuk orang Sumba sendiri. Pantai Nihiwatu memang menjadi pantai privat bagi kalangan tertentu. Kedengarannya memang sedikit aneh, tapi itulah kenyataan yang berlaku untuk Pantai Nihiwatu. Pantai berpasir putih sepanjang 3,0km dari kota asal makasar.

1. Aktivitas di Pantai Nihiwatu Sumba

Untuk menambah fasilitas yang ada di pantai terserbut warga juga membangun berankeka ragam resort pantai Nihiwatu Sumba ini membuat sebuah aturan yang akan membatasi jumlah para peselancar.

Perlu diketahui oleh anda kalau para peselancar harus berselencar dalam beberapa orang saja yang berhasil sampai ke tempat tersebut.

Pihak pantai sendiri juga sangat memperhatikan adnya peraturan yang ada kalau para peselancar yang ingin berselancar hanya dapat memuat kurang dari 10 orang saja di waktu yang bersamaan.

Tentu saja ini akan membuat para peselancar harus antri terlebih dahulu apabila pantai tersebut sudah terdiri dari lebih 10 orang berselancar dan juga akan ada sanksi tegas bagi siapapun yang melanggar peraturan tersebut .

2. Dikelola Orang Indonesia

Nihiwatu Sumba didirikan oleh Muhammad Ali yang lahir di Tanah toraja beserta istrinya pada tahun 1988. Mereka lalu berkolaborasi dengan masyarakat lokal Sumba untuk mengembangkan resort dan menambahkan beberapa home stay.

Pada 2010 Muhammad ali menjual resornya pada pengusaha asal Amerika Serikat, Christopher Burch yang kini mengelola resornya bersama Managing Partner James McBride yang memiliki pengalaman panjang di bidang perhotelan dan menjadikan ini sebagai pemasukan awal baginya .